PENGARUH
SOSIAL
Makalah
Guna
Untuk Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah: Psikologi Sosial
Dosen
Pengampu: Wening Wihartati M.SI
Disusun
Oleh:
Siti
Mumayzah (1401016037)
Naeli
Zubaidhah (1401016042)
Yusuf
mahfud (1401016043)
Iftakhi
kodriani (1401016049)
FAKULTAS
DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2017
I. PENDAHULUAN
Dalam kehidupan, individu merupakan makhluk sosial yang tidak bisa
terlepeas dari pengaruh sosial yang mempengaruhi bagaimana individu tersebut
berperilaku terhadap lingkungannya. Pengaruh sosial adalah usaha untuk mengubah
sikap, kepercayaan, atau believe persepsi ataupun tingkah laku satu atau
beberapa orang lainnya.
Contoh pengaruh sosial
adalah perkelahian pelajar yang termasuk dalam konformitas. Konformitas adalah
suatu bentuk pengaruh sosial dimana individu mengubah sikap dan tingkah lakunya
agar sesuai dengan norma sosial, selain itu dalam pengaruh sosial juga terdapat
compliance yaitu bagaimana teknik agar orang lain mengikuti permintaan yang
kita ajukan serta obedience atau (kepatuhan) dimana individu berperilaku karena
peraturan memiliki kekuatan yang kuat.
Individu melakukan
tingkah laku tersebut berdasarkan keputusan antara kebutuhan dan keinginan
dengan tuntunan atau keadaan sosial agar dapat bertahan hidup serta melakukan
penyesuaian diri terhadap peraturan sehingga bisa diterima dalam lingkungan
sosialnya.
II. RUMUSAN MASALAH
A.
Apa yang dimaksud pengertian Sosial?
B.
Apa saja bentuk-bentuk pengaruh sosial?
III.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pengaruh Sosial
Penggaruh sosial merupakan proses terpengaruhnya perilaku orang
lain oleh tindakan seorang individu atau kelompok, seseorang hampir selalu akan
memilih opsi pertama, karena tekanan untuk menyesuaikan dapat sangat kuat dan
membawa perubahan dalam perilaku yang tidak akan pernah terjadi sebelumnya.
Kelompok dan orang lain memainkan peran sentral dalam kehidupan,
kelompok terdiri atas dua orang atau lebih (1) saling berinteraksi, (2)
memersepsi diri mereka sebagai bagian dari kelompok, dan (3) saling tergantung
sehingga kejadian yang mempengaruhi salah satu anggota kelompok akan
memengaruhi anggota lain, dan perilaku dari para anggotanya memiliki
konsekuensi penting bagi keberhasilan kelompok untuk mencapai tujuannya.
Kelompok mengembangkan dan mempertahankan norma, harapan terkait
perilaku yang tepat dengan kelompok tersebut. Lebih jauh lagi, kita memahami
bahwa tidak mematuhi norma kelompok dapat menyebabkan penolakan dari anggota
kelompok lain dalam bentuk pengabaian hingga sepenuhnyya ditolak atau
dikeluarkkan dari kelompok tersebut. Oleh karena itu, seseorang patuh dan
memenuhi harapan kelompok.[1]
B.
Bentuk-Bentuk Pengaruh Sosial
Dalam pengaruh sosial yang terjadi didalam masyarakat terdabat
berbagai macam bentuk pengaruh sosial, yaitu:
1.
Konformitas
Secara sadar atau tidak individu dalam kehidupan mengikuti
peraturan yang ada dalamlingkungan sosialnya. Seperti saat memilih pakaian,
seseorang cenderung mengikuti trend pakaian yang ada dalam masyarakat.
Sebenarnya bisa saja orang tersebut memilih pakaian menurut pilihannya sendiri,
namun ia lebih memilih pakaian yang sesuai atau yang sedang trend dalam
lingkungan, hal inilah yang disebun konformitas.
Konformitas adalah suatu bentuk pengaruh sosial dimana individu
mengubah sikap dan tingkah lakunya aga sesuai dengan norma sosial. Misalnya
ketika seseorang berada dalam suatu kelompok, ia akan cenderung mengikuti norma
sosial yang berlaku dalam kelompok tersebut. Norma sosial merupakan aturan yang
mengatur bagaimana individu berlaku.
Norma sosial ada 2 yaitu injuctive norms dan descriptive norms.
Injuctive norms dinyatakan secara tegas, tertulis dan memiliki sanksi apabila
tidak dilakukan seperti kepemilikan KTM ( Kartu Tanda Mahasiswa). Sedangkan
descriptive norms tidak dinyatakan secara tegas dan tertulis seperti pada saat
menjenguk orang sakit membawa buah-buahan.
Faktor yang memperngaruhi konformitass yaitu:
a.
Alasan pribadi seperti menambah pengalaman, membangun rasa percaya
diri.
b.
Ketenangan individu memang suka berkelahi meski tahu membuat
terluka.
c.
Keterpaksaan dengan alasan merasa was-was jika nanti dipukul.
d.
Ketidaksetujuan.
e.
Ketidakawanan, ingin membantu teman yang dipukul siswa lain.[2]
Konformitas
dibagi menjadi 2 yaitu:
a.
Konformitas compliance
yaitu individu berperilaku berdasarkan tekanan dalam kelompok. Meski sebenarnya
hal itu bertentangan dengan keinginan individu. Hal ini dimaksudkan agar individu
diterima dalam kelompok derta menghindari penolakan.
b.
Konformitas acceptance
yaitu tingkah laku dan keyakinan individu berdasarkan tekanan kelompok yang
diterimanya. Konformitas terjadi karena kelompok memiliki informasi sangat
penting yang tidak miliki individu.Tidak semua individu melakukan konformitas
terhadap norma kelompok.
Ada
faktor-faktor tertentu yang menentukan sejauh mana individu melakukan
konformitas atau justru malah menolaknya. Ada tiga faktor yang mempengaruhi
konformitas, yaitu:
a.
Kohevisitas kelompok adalah sejauh mana kita tertarik terhadap
sesuatu kelompok sosial tertentu dan ingin menjadi bagian dari kelompok sosial
tersebutt.
b.
Besar kelompok menunjukan betapa banyak orang yang berperilaku
dengan norma tertentu yang ada dalam kelompok sehingga banyak yang mau
mengikutinya.
c.
Norma yang bersifat injuctive cenderung di abaikan, sedangkan norma
yang bersifat descriptive cenderung diikuti.[3]
2.
Complience
Complience adalah perilaku yang terjadi sebagai respons dari
tekanan sosial langsung.
Ada beberapa teknik khusus untuk mencapai complience, diantaranya
sebagai berikut:
1.
Teknik foot-in the-door :seorang tenaga penjualan datang kerumah
anda untuk meminta anda untuk menerima sebuah sempel kecil. Anda setuju, dan
berfikir bahwa anda tidak akan rugi apa-apa. Beberapa waktu kemudian, datanglah
permintaan lain yang lebih besar karena telah menyetujui permintaan pertama,
anda mengalami kesulitan untuk menolak permintaan kedua tersebut.
Dalam kasus tersebut, sang
tenaga penjualan menggunakan strategi yang anda telah terbukti yang disebut
oleh psikolog sosial sebagai teknik foot-in-the-door. Anda meminta seseorang
untuk menyetujui permintaan kecil, kemudian meminta orang tersebut untuk patuh
pada permintaan lain yang lebih penting. Terbukti bahwa complience dengan
permintaan yang lebih penting meningkat secara signifikasikan ketika seseorang
telah terlebih dahulu setuju dengan permintaan yang lebih kecil.
2.
Teknik door- in-the- -face: dalam tehnik ini, seorang
penggalang dana meminta konstribusi
sebesar 500 dolar. Anda menolak sambil
tertawa dan memberitahunya bahwa jumlah tersebut jauh di atas kemampuan anda. Kemudia,
ia meminta kontribusi sebesar 10 dolar saja. Apa yang anda lakukan? Jika anda
sama seperti kebanyakan orang, anda mungkin akan jauh lebih rela dibandingkan
jika sang penggalang dana tersebut belem pernah mengajukan permintaan
kontribusi yang besar sebelim nya. Dalam taktik yang disebut dengan teknik
door-in-the-face, seseorang membuat permintaan yang besar, berharap agak
ditolak, dan mengikuti dengan permintaan yang lebih kecil. Strategi yang
merupakan kebalikan dari pendekatan foot -in-the-door, telah terbukti efektif.
Teknik ini banyak digunakan. Mungkin anda pernah mencobanya
beberapa kali dengan meminta orang tua anda untuk meningkatkan uang saku dalam
jumlah yang cukup besar sebelum kemudian meminta dalam jumlah yang lebih kecil.
Demikian pula penulis untuk acara televisi terkadang mewarnai naskah mereka
dengan hal-hal yang mereka tahu akan dipotong oleh badan sensor dengan berharap
bahwa frasa kunci yang lain akan tetap terjaga.
3.
Teknik tha’s-not-all: dalam tehnik ini, seorang petugas penjualan memberikan
penawaran kepada anda dalam harga yang telah diturunkan. Namun, setelah
penawaran pertama, petugas penjualan tersebut menawarkan insentif, diskon, atau
bonus untuk penawaran tersebut.
4.
Sampel yang tidak sepenuhnya gratis: jika anda pernah menerima
sampel gratis, perlu diingat bahwa sampel tersebut datang bersama suatu biaya
psikologis. Meskipun mereka mungkin tidak menyebutkan istilah tersebut, para
tenaga penjualan yang memberikan sampel kepada konsumen potensial melakukan hal
ini untuk mendesak norma timbal-balik. Norma timbal-balik adalah standar sosial
yang diterima dengan baik yang menyebutkan bahwa kita harus memperlakukan orang
lain sebagaimana mereka memperlakukan kita.
3.
Obedience
Obedience adalah perubahan dalam perilaku sebagai respons terhadap
perintah orang lain. meskipun obedience jauh kurang umum dibandingkan
konformitas dan compliense, hal tersebut terjadi dalam beberapa macam hubungan
tertentu. Misalnya: kita dapat memperlihatkan obedience kepada atasan kita,
guru kita, atau orang tua hanya karena kekuatan yang mereka miliki untuk
memberikan imbalan atau menjatuhkan hukuman. [4]
IV.
KESIMPULAN
Penggaruh sosial merupakan proses terpengaruhnya perilaku orang
lain oleh tindakan seorang individu atau kelompok, seseorang hampir selalu akan
memilih opsi pertama, karena tekanan untuk menyesuaikan dapat sangat kuat dan
membawa perubahan dalam perilaku yang tidak akan pernah terjadi sebelumnya.
Bentuk-bentuk
pengaruh sosial, yaitu:
1.
Konformitas adalah perubahan dalam perilaku atau sikap yang dibawa
oleh hasrat untuk mengikuti kepercayaan atau standar dari orang lain.
2.
Complience adalah perilaku yang terjadi sebagai respons dari
tekanan sosial langsung.
3.
Obedience adalah perubahan dalam perilaku sebagai respons terhadap
perintah orang lain
V.
PENUTUP
Demikian makalah
tentang perilaku sosial, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan pada
rekan-rekan semua. Kami mohon maaf apabila ada kesalahaan ejaan dalam penulisan
kata dan kalimat yang kurang jelas. Kami hanyalah manusia biasa yang tak luput
dari kesalahaan. Untuk menyempurnakan makalah ini, kami sangat membutuh kan
kritik dan rekan-rekan semua. Sekian dari kami, semoga dapat diterima dihati
dan kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya
DAFTAR PUSTAKA
Feldman Robeert S. Pengantar
Psikologi Edisi 10-Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika. 2012.
Sarwono Sarlito
Wirawan. Psikologi Sosial. Jakarta:
Salemba Humanika. 2009.
www.slideshare.net/munahab/psikologi-sosiial-pengaruh-sosial/ diambil pada tanggal 29 September 2015 pukul 17.00 WIB.
[1] Robeert S. Feldman, Pengantar Psikologi Edisi 10-Buku 2, (
Jakarta: Salemba Humanika. 2012), hlm. 357.
[2]www.slideshare.net/munahab/psikologi-sosiial-pengaruh-sosial/ diambil pada tanggal 29 September 2015 pukul 17.00 WIB.
[3]Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Sosial, (Jakarta: Salemba
Humanika. 2009), hlm. 147-148.
[4] Robeert S.
Feldman, Pengantar Psikologi Edisi 10-Buku 2, ( Jakarta: Salemba
Humanika. 2012), hlm.361-364 .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar