TEORI
HUBUNGAN INTERPERSONAL
Makalah
Disusun
Guna Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah : Komunikasi Antar Pribadi dan Kelompok
Dosen Pengampu : Dra. Hj. Amelia Rahmi, M.Pd
Disususn
Oleh :
Ikromah (1401016036)
Siti
mumayzah (1401016037)
Arifuddin
Nafi’ (1401016040)
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2015
I. PENDAHULUAN
Manusia hidup
sebagai makhluk individu dan sekaligus makhluk sosial. Sebagai makhluk individu
berarti manusia memiliki keunikan yang membedakan dengan yang lain. Setiap
orang memiliki kedudukan dan peran yang berbeda-beda. Manusia sebagai makhluk
individu memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Sebagai makhluk sosial,
manusia meupakan bagian dari sistem masyarakat yang saling berinteraksi antara
satu dengan yang lainya sebagai sesama anggota masyarakat. Manusia sebagai
makhluk sosial juga berarti manusia itu tidak dapat hidup secara individu,
melainkan selalu berkeinginan untuk tinggal bersama sekaligus menjalin hubungan
dengan individu-individu lainnya dan saling memerlukan satu sama lain. Manusia merupakan makhluk sosial, karena kehidupan manusia selalu ditandai
dengan pergaulan antar manusia. Pergaulan itu dapat dilakukan dalam lingkungan
keluarga, masyarakat, sekolah, organisasi sosial dan lain-lain. Pergaulan
manusia merupakan salah satu bentuk komunikasi dalam masyarakat yang nantinya
akan menjadi dasar dalam melakukan hubungan atau interaksi antar individu, karena
komunikasi sangat erat kaitannya dengan hubungan interpersonal.
Karakteristik
kehidupan sosial mewajibkan setiap individu untuk membangun sebuah relasi
dengan yang lainnya, sehingga terjalin sebuah ikatan persamaan yang bersifat
timbal balik dalam suatu pola hubungan yang dinamakan hubungan interpersonal.
Hubungan interpersonal dalam arti luas adalah suatu interaksi yang dilakukan
seseorang kepada orang lain dalam segala situasi dan dalam semua bidang
kehidupan. Akibat dari hubungan ini menimbulkan kebahagiaandan kepuasan hati
pada kedua belah pihak. Hubungan interpersonal
adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi
pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita
berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan juga menentukan
relationship. Dari segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin
baik hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya;
makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya; sehingga
makin efektif komunikasi yang berlangsung diantara komunikan
II. RUMUSAN MASALAH
A.
Apa Pengertian Teori Pertukaran Sosial?
B.
Apa Pengertian Teori Peranan?
III. PEMBAHASAN
A.
Teori Pertukaran Sosial
Teori
pertukaran sosial didasarkan pada ide bahwa orang memandang hubungan mereka
dalam konteks ekonomi dan mereka menghitung pengorbanan dan membandingkan
dengan penghargaan yang didapatkan dengan meneruskan hubungan itu. Para
teoretikus pertukaran sosial berpendapat bahwa semua orang menilai hubungan
mereka melihat pengorbanan dan penghargaan. Sudut pandang pertukaran sosial
berpendapat bahwa rang menghitung nilai keseluruhan dari sebuah hubungan dengan
mengurangkan pengorbanannya dari penghargaan yang diterima (Monge &
Contractor, 2003)[1]
Model ini
memandang bahwa pola hubungan interpersoal menyerupai transaksi dagang.
Hubungan antarmanusia itu berlangsung mengikuti kaidah transaksional, yaitu
apakah masing-masing merasa memeoleh keuntungan dalam transaksinya atau malah
merugi. Jika merasa memperoleh keuntungan dalam transaksinya atau bahkan
mengalami kerugian. Jika erasa memperoleh keuntungan maka komuikasi berjalan
dengan lancar dan berjalan mulus, tetapi jika merasa rugi maka komunisi akan
terganggu, putus dan bahkan berubah menjadi permusuhan. Dengan demkian, orang
berniat untuk menjalin hubungan dengan orang lain karena dilandasi oleh adanya
keinginan untuk memdapatkan keuntungan. Asumsi dari teori ini bahwa setiap
individu secara sadar dan nyaman menjalin hubungan interpersonal selama
hungbungan itu memuaskan yang ditinjau dari segi ganjaran dan biaya.
Jallaludin
Rakhmat menjelaskan, ganjaran ialah setiap akibat yang dinilai positif yang
diperoleh seseorang dari suatu hubungan. Ganjaran bisa berupa uang ataupun
bentuk lainnya. Makna ganjaran bagi setiap individu berbeda-beda. Jallaludin
Rakhmat menjelaskan bahwa biaya adalah akibat diniali negatif yang terjadi
dalam suatu hubungan. Biaya juga dapat berupa uang, waktu, pemikiran dan
sebagainya.
Dalam perspektif
teori pertukaran sosial ini, ketika menjalin hubungan interpersonal dengan
orang lain, maka akan selalu melakukan perhititungantentang hasil atau laba
dari hubungan itu. Dalam teori ini, cara kerja orang mengevaluasi suatu
hubungan dengan orang lain adalah identik dengan cara yang dilakukan oleh
seorang pedagang.[2]
Teori-teori
pertukaran sosial dilandaskan pada prinsip transaksi ekonomis yang elementer,
yaitu menyediakan baranga atau jasa dan sebagai imbalannya berharap memperoleh
barang ata jasa yang diinginkan. Ahli teori ini memiliki asumsi sederhana bahwa
interaksi sosial itu mirip dengan transaksi ekonomi. Akan tetapi mereka
mengakui bahwa pertukaran sosial tidak selau dapat diubah dan dapat diukur
dengan uang. Sebab dalam berbagai tansaksi sosial dipertukarkan juga hal-ha
yang nyata dan tidak nyata[3].
Struktur-struktur
pertukaran sosial relasi pertukaran berkembang menurut struktur ketergantungan
timbal balik. Proses pertukaran menggambar terjadinya interaksi didalam
struktur pertukaran. Kesempatan pertukaran memberikan faktor peluang untuk
menginisiasikan pertukaran, ketika inisiasi terbalas, pertukaran timbal balik
antara manfaat yang dihasilkan disebut transaksi. Serangkaian transaksi
terus-menerus diantara faktor-faktor yang sama merupakan relasi pertukara[4].
B.
Teori Peranan
Jallaludin
Rakhmat mengatakan apabila terori pertukaran sosial memandang hubungan
interpersonal sebagai transaksi dagang, model peranan ini melihat sebagai
panggung sandiwara. Disini setiap orang memainkan peranannya sesua denga
“sekenario” yang dibuat oleh masyarakat. Menurut teori ini, jika seseorang
memenuhi sekenario, maka hidupnya akan harmoni. Tetapi jika menyalahi sekenario,
maka ia akan dicemooh oleh penonon dan akan ditegur oleh sutradara.
Peranan
merupakan aspek dinamis dari status (kedudukan). Apabila seseorang melakukan
hak-hak dan kewajibannya sesuatu dengan status yang dimiliki dalam suatu
masyarakat, maka ia telah melakukan peranannya. Peranan adalah tingkah laku
yang diharapkan dariorang yang memiliki status atau kedudukan. Antara kedudukan
dan peranan tidak dapat dipisahkan. Tidak ada peranan tanpa kedudukan.
Kedudukan tidak berfungsi tanpa peranan.
Asumsi teori
peranan mengatakan bahwa hubungan interpersonal akan berjalan harmonis mencapai
kadar yang baik yang ditandai adanya kebersamaan. Apabila setiap individu
bertindak sesuai ekspektasi peranan, tuntunan peranan dan tehindar dari konflk
peranan. Ekspektasi peranan mengatakan atau peranan yang diharapkan artinya
hubungan interpesonalberjalan dengan baik apabila masing-masing individu dapat memainkan
peranan sebagaimana yang diharapkan.
Tuntutan
peranan adalah desakan keadaan yang memaksa individu memainkan peran tertentu
yang sebenarnya tidak diharapkan. Dalam hubungan interpersonal, kadang-kadang
seseorang dipaksa untuk memainan peranana tertentu, meskipu peran itu tidak
diharapkan. Apabila tntutan peranan tersebut dapat dilakukan maka hubungan
interpersonal masih terjaga. Contoh, seorang petani dituntut untuk berperan
sebagai Ketua Rukun Warga (RW) di kampungnya. Desakan warga memaksa sang petani
memainkan peran sebagai pemuka masyarakat. Apabila dia memainkan peranan yang
dianut warga, maka hubungan interpersonal di masyarakat relatif nyaman.
Konflik peran
terjadi ketika individu tidak sanggup memertemukan berbagai tuntutan peranan
yang kontradiktif. Misalnya seorang ibu yang berperan pula menadi seorang guru
untuk menangani perkara anaknya yang sering membuat keributan di sekolah.
Dapatkah dia berperan dia berperan sebagi seorang ibu yang harus menyelamat
anaknya dari sanksi yang diberikan sekolah? Sementara sebagai gru harus
melakuka tindakan yang baik dan dapat dicontoh semua siswa.[5]
IV. KESIMPULAN
Teori
pertukaran sosial didasarkan pada ide bahwa orang memandang hubungan mereka
dalam konteks ekonomi dan mereka menghitung pengorbanan dan membandingkan
dengan penghargaan yang didapatkan. Para teoretikus pertukaran sosial
berpendapat bahwa semua orang menilai hubungan mereka melihat pengorbanan dan
penghargaan. Jallaludin Rakhmat menjelaskan apabila model pertukaran memandang
hubungan interpersonal sebagai transaksi dagang. setiap orang memainkan
peranannya sesua denga “sekenario” yang dibuat oleh masyarakat. Menurut teori
ini, jika seseorang memenuhi sekenario, maka hidupnya akan harmoni. Tetapi jika
menyalahi sekenario, maka ia akan dicemooh oleh penonon dan akan ditegur oleh
sutradara.
V. PENUTUP
Demikian makalah yang dapat kami susun tentang teori hubungan
interpersonal kami sadar bahwa makalah yang kami buat kurang sempurna. Maka
dari itu, kritik dan saran yang membangun kami harapkan guna memperbaiki
penyusunan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua
amin
DAFTAR
PUSTAKA
Aw.
Suranto, Komunikasi Interpersonal, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011
M. Ploma,
Magaret, Sosiologi Kontemporer, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994
Ritzer. George
Dan Smart. Barry, Handbook Teori Sosial, Bandung: Nusa Media, 2012
West,
Richard dan H. Turner. Lynn, Pengantar teori komunikasi, Jakarta: Salemba
Humanika, 2008
[1]Richard West dan Lynn H. Turner, Pengantar teori
komunikasi, (Jakarta: Salemba Humanika, 2008), hlm
216
[2] Suranto Aw, Komunikasi Interpersonal, (Yogyakarta: Graha
Ilmu), 2011, Cet 1, hlm 36-37
[3] Magaret M. Ploma, Sosiologi Kontemporer, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1994), hlm 52
[4] George Ritzer Dan Barry Smart, Handbook Teori Sosial,
(Bandung: Nusa Media, 2012), hlm 517-518
[5] Suranto Aw, Komunikasi Interpersonal, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2011), Cet 1, hlm 38-39
Tidak ada komentar:
Posting Komentar