Senin, 29 Mei 2017

pengaruh sosial



PENGARUH SOSIAL
Makalah
Guna Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Psikologi Sosial
Dosen Pengampu: Wening Wihartati M.SI

Disusun Oleh:
Siti Mumayzah            (1401016037)
Naeli Zubaidhah         (1401016042)
Yusuf mahfud             (1401016043)
Iftakhi kodriani           (1401016049)

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2017


                   I.     PENDAHULUAN
      Dalam kehidupan, individu merupakan makhluk sosial yang tidak bisa terlepeas dari pengaruh sosial yang mempengaruhi bagaimana individu tersebut berperilaku terhadap lingkungannya. Pengaruh sosial adalah usaha untuk mengubah sikap, kepercayaan, atau believe persepsi ataupun tingkah laku satu atau beberapa orang lainnya.
      Contoh pengaruh sosial adalah perkelahian pelajar yang termasuk dalam konformitas. Konformitas adalah suatu bentuk pengaruh sosial dimana individu mengubah sikap dan tingkah lakunya agar sesuai dengan norma sosial, selain itu dalam pengaruh sosial juga terdapat compliance yaitu bagaimana teknik agar orang lain mengikuti permintaan yang kita ajukan serta obedience atau (kepatuhan) dimana individu berperilaku karena peraturan memiliki kekuatan yang kuat.
      Individu melakukan tingkah laku tersebut berdasarkan keputusan antara kebutuhan dan keinginan dengan tuntunan atau keadaan sosial agar dapat bertahan hidup serta melakukan penyesuaian diri terhadap peraturan sehingga bisa diterima dalam lingkungan sosialnya.
                II.     RUMUSAN MASALAH
A.    Apa yang dimaksud pengertian Sosial?
B.     Apa saja bentuk-bentuk pengaruh sosial?










             III.            PEMBAHASAN
A.    Pengertian Pengaruh Sosial
Penggaruh sosial merupakan proses terpengaruhnya perilaku orang lain oleh tindakan seorang individu atau kelompok, seseorang hampir selalu akan memilih opsi pertama, karena tekanan untuk menyesuaikan dapat sangat kuat dan membawa perubahan dalam perilaku yang tidak akan pernah terjadi sebelumnya.
Kelompok dan orang lain memainkan peran sentral dalam kehidupan, kelompok terdiri atas dua orang atau lebih (1) saling berinteraksi, (2) memersepsi diri mereka sebagai bagian dari kelompok, dan (3) saling tergantung sehingga kejadian yang mempengaruhi salah satu anggota kelompok akan memengaruhi anggota lain, dan perilaku dari para anggotanya memiliki konsekuensi penting bagi keberhasilan kelompok untuk mencapai tujuannya.
Kelompok mengembangkan dan mempertahankan norma, harapan terkait perilaku yang tepat dengan kelompok tersebut. Lebih jauh lagi, kita memahami bahwa tidak mematuhi norma kelompok dapat menyebabkan penolakan dari anggota kelompok lain dalam bentuk pengabaian hingga sepenuhnyya ditolak atau dikeluarkkan dari kelompok tersebut. Oleh karena itu, seseorang patuh dan memenuhi harapan kelompok.[1]

B.     Bentuk-Bentuk Pengaruh Sosial
Dalam pengaruh sosial yang terjadi didalam masyarakat terdabat berbagai macam bentuk pengaruh sosial, yaitu:
1.      Konformitas
Secara sadar atau tidak individu dalam kehidupan mengikuti peraturan yang ada dalamlingkungan sosialnya. Seperti saat memilih pakaian, seseorang cenderung mengikuti trend pakaian yang ada dalam masyarakat. Sebenarnya bisa saja orang tersebut memilih pakaian menurut pilihannya sendiri, namun ia lebih memilih pakaian yang sesuai atau yang sedang trend dalam lingkungan, hal inilah yang disebun konformitas.
Konformitas adalah suatu bentuk pengaruh sosial dimana individu mengubah sikap dan tingkah lakunya aga sesuai dengan norma sosial. Misalnya ketika seseorang berada dalam suatu kelompok, ia akan cenderung mengikuti norma sosial yang berlaku dalam kelompok tersebut. Norma sosial merupakan aturan yang mengatur bagaimana individu berlaku.
Norma sosial ada 2 yaitu injuctive norms dan descriptive norms. Injuctive norms dinyatakan secara tegas, tertulis dan memiliki sanksi apabila tidak dilakukan seperti kepemilikan KTM ( Kartu Tanda Mahasiswa). Sedangkan descriptive norms tidak dinyatakan secara tegas dan tertulis seperti pada saat menjenguk orang sakit membawa buah-buahan.
Faktor yang memperngaruhi konformitass yaitu:
a.       Alasan pribadi seperti menambah pengalaman, membangun rasa percaya diri.
b.    Ketenangan individu memang suka berkelahi meski tahu membuat terluka.
c.    Keterpaksaan dengan alasan merasa was-was jika nanti dipukul.
d.   Ketidaksetujuan.
e.    Ketidakawanan, ingin membantu teman yang dipukul siswa lain.[2]

Konformitas dibagi menjadi 2 yaitu:
a.       Konformitas compliance yaitu individu berperilaku berdasarkan tekanan dalam kelompok. Meski sebenarnya hal itu bertentangan dengan keinginan individu. Hal ini dimaksudkan agar individu diterima dalam kelompok derta menghindari penolakan.
b.    Konformitas acceptance yaitu tingkah laku dan keyakinan individu berdasarkan tekanan kelompok yang diterimanya. Konformitas terjadi karena kelompok memiliki informasi sangat penting yang tidak miliki individu.Tidak semua individu melakukan konformitas terhadap norma kelompok.
Ada faktor-faktor tertentu yang menentukan sejauh mana individu melakukan konformitas atau justru malah menolaknya. Ada tiga faktor yang mempengaruhi konformitas, yaitu:
a.       Kohevisitas kelompok adalah sejauh mana kita tertarik terhadap sesuatu kelompok sosial tertentu dan ingin menjadi bagian dari kelompok sosial tersebutt.
b.      Besar kelompok menunjukan betapa banyak orang yang berperilaku dengan norma tertentu yang ada dalam kelompok sehingga banyak yang mau mengikutinya.
c.    Norma yang bersifat injuctive cenderung di abaikan, sedangkan norma yang bersifat descriptive cenderung diikuti.[3]
2.      Complience
Complience adalah perilaku yang terjadi sebagai respons dari tekanan sosial langsung.
Ada beberapa teknik khusus untuk mencapai complience, diantaranya sebagai berikut:
1.      Teknik foot-in the-door :seorang tenaga penjualan datang kerumah anda untuk meminta anda untuk menerima sebuah sempel kecil. Anda setuju, dan berfikir bahwa anda tidak akan rugi apa-apa. Beberapa waktu kemudian, datanglah permintaan lain yang lebih besar karena telah menyetujui permintaan pertama, anda mengalami kesulitan untuk menolak permintaan kedua tersebut.
 Dalam kasus tersebut, sang tenaga penjualan menggunakan strategi yang anda telah terbukti yang disebut oleh psikolog sosial sebagai teknik foot-in-the-door. Anda meminta seseorang untuk menyetujui permintaan kecil, kemudian meminta orang tersebut untuk patuh pada permintaan lain yang lebih penting. Terbukti bahwa complience dengan permintaan yang lebih penting meningkat secara signifikasikan ketika seseorang telah terlebih dahulu setuju dengan permintaan yang lebih kecil.
2.      Teknik door- in-the- -face: dalam tehnik ini, seorang penggalang  dana meminta konstribusi sebesar 500 dolar. Anda menolak  sambil tertawa dan memberitahunya bahwa jumlah tersebut jauh di atas kemampuan anda. Kemudia, ia meminta kontribusi sebesar 10 dolar saja. Apa yang anda lakukan? Jika anda sama seperti kebanyakan orang, anda mungkin akan jauh lebih rela dibandingkan jika sang penggalang dana tersebut belem pernah mengajukan permintaan kontribusi yang besar sebelim nya. Dalam taktik yang disebut dengan teknik door-in-the-face, seseorang membuat permintaan yang besar, berharap agak ditolak, dan mengikuti dengan permintaan yang lebih kecil. Strategi yang merupakan kebalikan dari pendekatan foot -in-the-door, telah terbukti efektif.
Teknik ini banyak digunakan. Mungkin anda pernah mencobanya beberapa kali dengan meminta orang tua anda untuk meningkatkan uang saku dalam jumlah yang cukup besar sebelum kemudian meminta dalam jumlah yang lebih kecil. Demikian pula penulis untuk acara televisi terkadang mewarnai naskah mereka dengan hal-hal yang mereka tahu akan dipotong oleh badan sensor dengan berharap bahwa frasa kunci yang lain akan tetap terjaga.
3.      Teknik tha’s-not-all: dalam tehnik ini, seorang petugas penjualan memberikan penawaran kepada anda dalam harga yang telah diturunkan. Namun, setelah penawaran pertama, petugas penjualan tersebut menawarkan insentif, diskon, atau bonus untuk penawaran tersebut.
4.      Sampel yang tidak sepenuhnya gratis: jika anda pernah menerima sampel gratis, perlu diingat bahwa sampel tersebut datang bersama suatu biaya psikologis. Meskipun mereka mungkin tidak menyebutkan istilah tersebut, para tenaga penjualan yang memberikan sampel kepada konsumen potensial melakukan hal ini untuk mendesak norma timbal-balik. Norma timbal-balik adalah standar sosial yang diterima dengan baik yang menyebutkan bahwa kita harus memperlakukan orang lain sebagaimana mereka memperlakukan kita.


3.      Obedience
Obedience adalah perubahan dalam perilaku sebagai respons terhadap perintah orang lain. meskipun obedience jauh kurang umum dibandingkan konformitas dan compliense, hal tersebut terjadi dalam beberapa macam hubungan tertentu. Misalnya: kita dapat memperlihatkan obedience kepada atasan kita, guru kita, atau orang tua hanya karena kekuatan yang mereka miliki untuk memberikan imbalan atau menjatuhkan hukuman. [4]
             IV.            KESIMPULAN
Penggaruh sosial merupakan proses terpengaruhnya perilaku orang lain oleh tindakan seorang individu atau kelompok, seseorang hampir selalu akan memilih opsi pertama, karena tekanan untuk menyesuaikan dapat sangat kuat dan membawa perubahan dalam perilaku yang tidak akan pernah terjadi sebelumnya.
Bentuk-bentuk pengaruh sosial, yaitu:
1.      Konformitas adalah perubahan dalam perilaku atau sikap yang dibawa oleh hasrat untuk mengikuti kepercayaan atau standar dari orang lain.
2.      Complience adalah perilaku yang terjadi sebagai respons dari tekanan sosial langsung.
3.      Obedience adalah perubahan dalam perilaku sebagai respons terhadap perintah orang lain

                V.            PENUTUP
Demikian makalah tentang perilaku sosial, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan pada rekan-rekan semua. Kami mohon maaf apabila ada kesalahaan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas. Kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahaan. Untuk menyempurnakan makalah ini, kami sangat membutuh kan kritik dan rekan-rekan semua. Sekian dari kami, semoga dapat diterima dihati dan kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya


DAFTAR PUSTAKA

Feldman  Robeert S. Pengantar Psikologi Edisi 10-Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika. 2012.
Sarwono  Sarlito Wirawan.  Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. 2009.
 www.slideshare.net/munahab/psikologi-sosiial-pengaruh-sosial/ diambil pada tanggal 29 September 2015 pukul 17.00 WIB.
















[1] Robeert S. Feldman, Pengantar Psikologi Edisi 10-Buku 2, ( Jakarta: Salemba Humanika. 2012), hlm. 357.
[2]www.slideshare.net/munahab/psikologi-sosiial-pengaruh-sosial/ diambil pada tanggal 29 September 2015 pukul 17.00 WIB.
[3]Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika. 2009), hlm. 147-148.
[4] Robeert S. Feldman, Pengantar Psikologi Edisi 10-Buku 2, ( Jakarta: Salemba Humanika. 2012), hlm.361-364 .